Kasus Pembobolan Situs
http://www.kpu.go.id
Pada pemilu 2004 lalu, ada sebuah kasus
yang cukup mengegerkan dan memukul telak KPU sebagai institusi penyelenggara
Pemilu. Tepatnya pada 17 April 2004 situs KPU diacak-acak oleh seseorang dimana
nama-nama partai peserta pemilu diganti menjadi lucu-lucu namun data perolehan
suara tidak dirubah. Pelaku pembobolan situs KPU ini dilakukan oleh seorang
pemuda berumur 25 tahun bernama Dani Firmansyah, seorang mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional.
Pihak Kepolisian pada awalnya kesulitan
untuk melacak keberadaan pelaku terlebih kasus seperti ini adalah barang baru
bagi Kepolisian. Pada awal penyelidikan Polisi sempat terkecoh karena pelaku
membelokan alamat internet atau internet protocol (IP address) ke Thailand
namun dengan usaha yang gigih, polisi berhasil meringkus tersangka ini setelah
bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Asosiasi Penyelenggara jasa Internet
Indonesia (APJII) dan pihak penyedia jasa koneksi internet (ISP/Internet
Service Provider).
Kronologi Pembobolan Situs www.kpu.go.id
Xnuxer, nama panggilan Dani Firmansyah
di dunia bawah tanah (Underground), di tangkap Satuan Cyber Crime Direktorat
Reserse Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 24 April 2004 sekitar
pukul 17:20 di tempat kerjanya di kantor PT. Danareksa Jl. Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat.
Jumat 16 April, Xnuxer mencoba melakukan
tes sistem sekuriti kpu.go.id melalui XSS (cross site scripting) dari IP
202.158.10.117, namun dilayar keluar message risk dengan level low (website KPU
belum tembus atau rusak). Hal itu ia kerjakan di kantornya di Gedung PT
Danareksa, Ia menjadi semakin penasaran sebab selama sehari penuh sistem
website KPU itu benar-benar tidak berhasil ditembus.
Sabtu 17 April 2004 pukul 03.12,42,
Xnuxer mencoba lagi melakukan penetrasi ke server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL
Injection dan berhasil menembus IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, serta
berhasil meng-up date tabel daftar nama partai pada pukul 11.23,16 sampai pukul
11.34,27. Teknik yang dipakai Xnuxer dalam meng-hack yakni melalui teknik spoofing
(penyesatan). Xnuxer melakukan serangan dari IP 202.158.10.117, kemudian
membuka IP Proxy Anonymous Thailand 208.147.1.1 sebelum msuk ke IP
tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, dan berhasil membuka tampilan nama 24 partai
politik peserta pemilu. Nama ke-24 parpol peserta pemilu kemudian diubah
menjadi buah dan hewan. Seperti Partai Jambu, Partai Kolor Ijo, Partai
Wirosableng, Partai Kelereng, Partai si Yoyo, Partai Air Minum Kemasan Botol,
Partai Dukun Beranak, maupun Partai Mbah Jambon.
Dani juga sempat menyesatkan pelacakan
petugas dengan seolah-olah ia membobol situs KPU dari Warna Warnet di Jl
Kaliurang Km 8, Yogyakarta. Dari penelusuran di Yogyakarta, polisi mendapatkan
keterangan pelaku merupakan hacker yang sudah pindah ke Jakarta sejak 1 April
2003.
Pelacakan untuk menangkap Dani dimulai
polisi dengan mempelajari log server KPU. Untuk mempermudah kerja, hanya log
server tanggal 16 dan 17 April yang diteliti. Itu pun tidaklah mudah sebab pada
tanggal 16 April terdapat 361.000 baris data orang-orang yang masuk ke situs
KPU ini. Lalu, pada tanggal 17 April saat sang cracker beraksi itu, ada 164.000
baris data tamu.
Dari penelusuran ini, terlihat bahwa
penggantian nama-nama partai di situs KPU berlangsung pada tanggal 17 April
antara pukul 11.24 WIB sampai 11.34 WIB. Penelusuran juga mendapatkan dua buah
nickname pelaku yaitu “xnuxer” dan “schizoprenic”.
Kesulitan pertama langsung terlihat
karena terlihat bahwa pelaku telah melakukan “penyesatan”. Terlihat seakan
pelaku melakukannya dari Thailand dari alamat IP (Internet Protocol)
208.147.1.1. Polisi dan timnya tidak menyerah. Mereka melacak kegiatan
nickname-nickname tadi dari berbagai cara.
Secara tidak sengaja tim perburuan
bertemu dengan seseorang yang kenal dengan Dani di internet ketika sedang chatting.
Kemudian tim penyidik menemukan salah satu IP address di log KPU, ada yang
berasal dari PT. Danareksa. Lalu belakangan diketahui bahwa seseorang yang
diajak chatting dengan polisi untuk mencari informasi tentang Dani tersebut
adalah Fuad Nahdi yang memiliki asal daerah yang sama dengan Dani, dan
merupakan admin di Warna Warnet. “Jadi nickname-nya mengarah ke Dani dan IP
addres-nya mengarah ke tempat kerjanya Dani. Dari hasil investigasi, keluar
surat perintah penangkapan atas Dani Firmansyah yang berhasil dibekuk di
kantornya di Jakarta.
Modus dan Motif Pembobolan Situs KPU
Adapun modus dari tindakan Dani
Firmansyah ini adalah “Unauthorized Access to Computer System and Service”.
Ketika Dani berhasil ditangkap kepada
penyidik, pria yang bekerja sebagai konsultan teknologi informasi (TI) PT.
Danareksa itu mengaku bahwa motif ia melakukan pembobolan situs KPU ini karena
ia tertantang dengan pernyataan Ketua Kelompok Kerja TI KPU Chusnul Mar’iyah di
sebuah tayangan televisi. Saat itu, Chusnul mengatakan sistem TI seharga Rp152
miliar itu sangat aman dan tidak akan bisa ditembus hacker. Oleh karena itu,
Dani mengetes sistem keamanan server tnp.kpu.go.id.
0 komentar: